Oleh Nopiyanti Wulandari
Galileo Galilei (lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564,
ia meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada
umur 77 tahun) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang
memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sejak kecil Galilei sudah
sadar status keluarganya yang rendah. Galilei adalah anak masa Renaissance atau
pencerahan. Ketika itu Eropa sedang melepaskan diri dari berbagai pandangan
yang berlaku di masa abad pertengahan, serta menjadikan prestasi dan tradisi
Yunani dan Romawi dari masa sebelum Masehi sebagai panutannya. Pakar humanisme
yang menempatkan manusia, dan bukan Tuhan, jadi pusat perhatian. Mereka tidak
berspekulasi lagi tentang sesuatu yang ada di luar daya tangkap manusia, melainkan
mengamati alam. Banyak pengukuran dilakukan, juga penghitungan dan percobaan.
Galilei terkenal sulit dan ingin menang sendiri. Ia jarang menghindari
pertikaian, senang memuji diri sendiri. Begitu dikatakan Wilhelm
Schmidt-Biggemann, profesor di bidang sejarah filsafat di Berlin. Selain itu
Galilei punya rencana besar. Ia ingin menghapus filsafat Aristoteles yang
berlaku ketika itu, dan mengembangkan filsafat alam yang mekanis.
Itu dikatakan Schmidt-Biggemann dalam wawancara dengan DW. Menurut
Aristoteles, gerakan adalah sesuatu yang organis dan tubuh berdasarkan kekuatan
dalam diri sendiri. Sementara menurut Galilei, gerakan adalah fenomena mekanis.
Oleh sebab itu, gerakan bumi dan benda langit juga berfungsi dengan prinsip itu
dan dapat diperhitungkan.
Ketika ia berhasil mengembangkan teropong yang ditemukan di Belanda, ia
melakukan pengamatan yang hasilnya mengherankan. Bulan permukaannya tidak rata.
Matahari memiliki banyak bercak dan Saturnus bentuknya tidak teratur.
Sedangkan Yupiter punya empat bulan, dan Bima Sakti bukanlah kabut,
melainkan kumpulan milyaran bintang. Akhirnya ia melihat, bahwa Venus
menunjukkan fase-fase tertentu, kadang berbentuk sabit, kadang bundar. Ia
berpendapat, dengan itu ia bisa membuktikan, bahwa Venus mengelilingi matahari,
bukan Bumi.
Galilei bersikeras, tentang pandangan heliosentris atau teori yang menyatakan bahwa bumi ini berbentuk
bulat serta berputar mengelilingi sumbunya, beserta planet lainnya beredar
mengelilingi matahari adalah yang benar, di mana matahari menjadi pusat alam
semesta, dan bumi hanya sebuah planet dari banyak lainnya, yang mengitari
matahari. Ide itu tidak baru lagi. Galilei mengkaitkan pendapatnya dengan
pandangan yang sudah ada dari masa sebelum Masehi, yang terutama dibela
pendukung Pitagoras. Awal abad ke-16 Nikolaus Kopernikus mengambangkan lagi
pandangan Galileo Galilei.
Di jamannya, teorinya itu belum bisa dibuktikan secara empiris. Waktunya
belum tepat untuk pengetahuan baru, yang menyingkap bahwa manusia dan mumi
bukanlah yang terpenting di alam semesta. Pertentangan antara ide itu dan
pandangan sesuai ajaran gereja masih terlalu besar. Pakar psikologi Sigmund
Freud yang hidup di abad ke-19/20 menyebut penemuan seperti ini, yang memutar
balik sepenuhnya pandangan manusia atas dirinya sendiri, sebagai
"penghinaan terhadap manusia".
Terutama gereja Katolik sama sekali tidak merasa senang dengan pandangan
Galilei. Dua kali Galileo Galilei harus menghadapi pengadilan inkuisisi, yaitu
pengadilan gereja Katolik yang bertugas memeriksa orang yang dianggap menganut
dan menyebarkan ajaran sesat, yang tidak jarang memakai penyiksaan sebagai
metode pemeriksaan. Akibat ancaman siksaan berat, Galilei menarik kembali
tesisnya. Akhirnya ia hanya dijatuhi hukuman tahanan rumah. Di sana ia
meninggal tanggal 8 Januari 1642. Baru di tahun 1992, gereja Katolik memberikan
pengampunan dan menerima kembali Galilei menjadi anggota gereja.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Galileo_Galilei
https://id.wiktionary.org/wiki/teori_heliosentris
https://Galileo_Galilei_Mengguncang_Pandangan_Dunia_Iptek_DW.COM_.htm
ok, perhatikan penulisan sumber internet.
ReplyDelete