Oleh: Dwi Yuniastuti
Tanggal 14 Juli 1789 merupakan puncak
kemarahan rakyat yang ditandai dengan penyerbuan dan sekaligus meluluhlantahkan
penjara Bastille. Hari itu pula merupakan awal dimulainya revolusi Perancis,
yang kelak juga menjadi inspirasi revolusi di sejumlah negara Eropa dan juga
revolusi industri. Sebuah era yang menandai hidupnya demokratisasi dalam segala
sendi kehidupan. Bastille seakan menjadi hakim yang mewakili ketimpangan
sosial.
Revolusi di Perancis tak bisa dilepaskan dari sosok Napoleon
Bonaparte. Ia terlahir dari keluarga bangsawan, pada tanggal 15 Agustus 1769 di
sebuah pulau bernama Corsica. Kecerdasannya, membuat ia melesat cepat di dunia
militer. Hampir seluruh daratan Eropa berada dalam genggamannya.
Politik, masa menjelang revolusi membawa Perancis secara tak
terelakkan ke arah perang terhadap Austria dan sekutu-sekutunya. Sang Raja,
kelompok Feuillant, dan Girondin khususnya menginginkan perang. Mereka
mengharapkan perang akan menaikkan popularitasnya, mereka juga meramalkan
kesempatan untuk memanfaatkan tiap kekalahan, yang hasilnya akan membuatnya
lebih kuat. Kelompok Girondin ingin menyebarkan revolusi ke seluruh Eropa.
Hanya beberapa Jacobin radikal yang menentang perang, lebih memilih konsolidasi
dan mengembangkan revolusi di dalam negeri. Kaisar Austria Leopold II, saudara
Marie Antoinette berharap menghindari perang, namun ia meninggal pada tanggal 1
Maret 1792. Perancis menyatakan perang kepada Austria (20 April 1792). Prusia
bergabung di pihak Austria beberapa minggu kemudian, maka sejak itu perang
Revolusi Perancis telah dimulai.
Setelah pertempuran kecil sebagai awal berlangsungnya perang
sengit untuk Perancis, maka pertempuran militer yang berarti pada perang itu
terjadi dengan adanya Pertempuran Valmy yang terjadi antara Perancis dan Prusia
(20 September 1792). Meski hujan lebat menghambat revolusi, namun artileri
Perancis membuktikan keunggulannya. Namun, sejak masa itu, Perancis menghadapi
huru-hara dan monarki telah menjadi sebagai masa lalu.
Berakhirnya Revolusi Perancis
Kemudian Revolusi Perancis berhasil
ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte, kemudian Napoleon di angkat menjadi kaisar
Perancis. Revolusi berhasil menguasai istana, pada tanggal 16 Januari 1793 M.
Raja Louis XVI dipenggal dengan pisau Guillotine, kemudian menyusul Maria
Antoinette. Perancis di bawah pemerintahan revolusioner membentuk negara,
dengan tentara milisi dipimpin Napoleon Bonnaparte yang bersemboyan liberte,
egalite, dan fraternette ( yang diabadikan pada warna bendera biru-putih-merah
), sementara itu rakyat terus mengobarkan revolusi, mereka menyanyikan lagu
Merseillaise (menjadi lagu nasional sekarang).
Dalam perjalanan revolusi, Napoleon Bounaparte menjadi “sang
Penyelamat”, menyelamatkan Perancis dari gempuran negara-negara berkoalisi,
bahkan oleh rakyat kemudian beliau diangkat menjadi kaisar.
Pada perang koalisi VI, tahun 1814,
Perancis dikalahkan oleh pasukan koalisi dan Napoleon dibuang ke pulau Elba.
Pada tahun 1815 Napoleon meloloskan diri dan terjadi perang koalisi ke VII,
akhirnya Perancis dapat dikalahkan kembali dan Napoleon dibuang ke pulau St.
Helena.
Revolusi Perancis membawa pengaruh yang
sangat luas , secara politis lahirnya paham-paham baru seperti liberalisme,
demokrasi, dan nasionalisme sebagai perkembangan dari semboyan revolusi
liberte, egalite, dan fraternette. Secara ekonomis, penghapusan sistem ekonomi
feodalis, terjadinya industrialisasi di Eropa akibat blockade ekonomi Inggris
oleh Napoleon, dan Inggris kehilangan pasar di Eropa. Revolusi Perancis tidak
hanya membawa pengaruh besar di
daratan Eropa tetapi juga telah meluas
ke berbagai benua hingga ke Indonesia.
ok,,sumbernya gimana?
ReplyDelete