Wednesday, January 6, 2016

REVOLUSI DAN KELAPARAN DI RUSIA



 Oleh : Wahyu Hidayat

Tetapi setahun lebih sebelum runtuhnya kekuasaan-kekuasaan sentral, monarki Rusia yang separo timur, yang telah dinyatakan sebagai penerus Imperium Byzantine, telah runtuh.

            Tsardom sedang menunjukkan tanda-tanda pembusukan mendalam selama beberapa tahun sebelum perang; istana berada di bawah pengaruh penipu agama fantastic, Rasputin, dan administrasi public, sipil, dan militer, dalam keadaan inefesiensi dan korupsi yang ekstim. Tak diragukan lagi bahwa penampakan dini tentara Rusia di Prusia Timur pada September 1914, mengalihkan energi  dan perhatian Jerman dari gerakan pertama mereka yang jaya ke Paris. Lima belas juta warga Rusia dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka yang  harus dijamin penuh oleh negara. Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat kurangnya tenaga industry maupun pertanian. Macetnya industry dan pertanian ini menimbulkan bahaya kelaparan sebab kurangnya bahan makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau. Penderitaan dan kematian ribuan petani Rusia yang dipimpin dengan buruk, menyelamatkan Prancis dari penumbangan total pada kampanye pembuka yang sangat penting dan membuat semua Eropa Barat berhutang atas rakyat hebat dan tragis itu. Mulai dan penutupan 1915 dan seterusnya Rusia adalah sumber kecemasan yang semakin dalam bagi para Sekutu Baratnya. 


                Pada 29 Desember 1916, biarawan Rasputin dibunuh pada pesta makan malam di Petrograd dan usaha yang terlambat dilakukan untuk menertibkan kau Tsardom. Pada Maret segalanya bergerak cepat; hura-hura makanan di Pertograd berkembang menjadi pemberontakan revolusioner; ada usaha memenjarakan para pemimpin liberal, pembentukan pemerintahan sementara dibawah Pangeran Lvoff, dan pelengseran (15 Maret) oleh sang Tsar. Kemudian jelaslah kehancuran keyakinan rakyat pada Rusia telah berjalan terlalu jauh sehingga tidak memungkinkan penyesuaian-penyesuaian semacam itu. Rakyat Rusia sangat membenci kepada tatanan lama Eropa, kepada sang tsar, perang-perang, dan kepada kekuasaan-kekuasaan besar; mereka menginginkan pembebasan yang cepat dari kesengsaraan-kesengsaraan yang tak tertahankan.
            Kedudukan utama dalam pemerintahan republika Rusia ditempati oleh Kerensky, seorang pemimpin yang fasih dan yang mendapati diri diserang oleh kekuatan-kekuatan gerakan revolusioner yang sangat besar, revolusi sosial di dalam negri dan dihina oleh para pemerintah sekutu di luar negri. Kemudian massa Rusia sudah bertekad mengakhiri perang dengan segala resiko. Di Petograd sudah muncul suatu badan yang mewakili para pekerja dan serdadu, Soviet, dan badan ini menuntut dengan ribu suatu konferensi internasional kaum sosialis di Stockolm. Terjadilah pemberontakan yang pecah di dalam tentara Rusia dan khususnya di Front Utara. Pada tanggal 7 November 1917 pemerintahan Kerensky ditumbangkan dan kekuasaan direbut oleh kaum Soviet yang didominasi oleh sosialis Bolshevik di bawah pimpinan Lenin, dan berjanji membuat perdamaian tanpa menghiraukan para sekutu Barat.


            Suatu propaganda dari rekaan-rekaan yang menjengkelkan dan menjijikkan terus berlangsung tak terkendali dalam pers dunia; para pemimpin Bolshevik digambarkan sebagai para monster yang tak masuk akal haus darah dan barang rampasan dan hidup dalam kecabulan. Dihadapkan dengan gambar ini, kenyataan-kenyataan kehidupan istana Tsar selama rezim Rasputin malah pucat menjadi kemurnian yang putih. Dilancarkan ekspedisi-ekspedisi ke negeri yang sudah lelah itu, pemberontak dan perampok disemangati, dipersenjatai, dan disubsidi serta tidak ada metode  penyerangan yang terlalu mengerikan bagi para musuh rezim Bolshevik yang ketakutan. Pemerintahan Rusia di bawah  presidennya, Lenin, bertahan menghadapi semua serangan yang bermacam-macam ini. Revolusi, para petani adalah pemilik lahan kecil yang lapar, jauh dari komunisme dalam hal pemikiran dan metodenya sejauh ikan paus dari kemungkinan untuk terbang. Kemudian, member tanah para pemilik tanah besar kepada petani namun petani tidak dapat menghasilkan tanah besar kepada petani namun petani tidak dapat menghasilkan makanan selain untuk mendapat uang yang dapat dicairkan.
            Dan Revolusi Rusia pada kenyataannya telah menghancurkan nilai uang, produksi pertanian yang sudah sangat kacau oleh keruntuhan kereta api karena ketegangan perang menjadi penanaman pangan oleh para petani untuk konsumsi sendiri. Kota-kota kelaparan, usaha-usaha yang terburu-buru dan direncanakan dengan buruk untuk membuat produksi industry sesuai dengan ide-ide komunis juga tidak berhasil. Karena berkarat dan ditinggalkan, kota-kota mengalami keruntuhan, dimana-mana terjadi angka kematian yang sangat besar.


Sumber: Buku Sejarah Dunia Singkat-H. G. Wells

2 comments: