Wednesday, January 6, 2016

KEMEGAHAN YUNANI



Oleh : Meita Dwijayanti

Satu setengah abad setelah kekalahan Persia merupakan abad kemegahan yang sangat besar bagi peradaban Yunani.


    Memang benar bahwa Negeri Yunani pernah terkoyak oleh pertarungan yang sangat sengit untuk mendapatkan pengaruh yang menguasai di anatar Athena, Sparta dan negara-negara lain (Perang Peloponnesia 431 hingga 404 SM). Selama lebih tiga puluh tahun  (466 hingga 428 SM) orang Athena didominasi oleh seorang pria yang mempunyai kekuatan mental yang berpikiran luas yaitu, Pericles. Ia bertekad membangun kembali kota Athena tidak hanya secara material tetapi juga secara intelektual. Menghimpun orang-orang disekitarannya bukan hanya arsitek dan pemahat tetapi juga penyair, dramawan, filsuf dan guru.  
Pericles

             Datanglah  Phidos ke Athena untuk ikut membantu dalam membangun kembali kota tersebut. Ia seorang arsitek yang memahat dan  menghias Athena dengan gedung-gedung megah nan indah yang disertai dengan hiasan patung-patung dea Yunani. Kemudian Horodotus datang ke kota Athena untuk menceritakan sejarah gubahannya (438 SM). Lanjut, Anaxagoras dengan permulaan uraian ilmiahnya mengenai matahari dan bin tang-bintang. Kota Athena juga kedatangan tiga orang dramawan  yaitu, Aeschylus, Spocles, dan Euripides yang datang secara berturut-turut membawa drama Yunani pada tingkat keindahan serta kebangsawanan tertinggi. Serta terdapat sebuah gedung teater yang memuat sekitar 30.000 orang , pada gedung itu dipertunjukkan karya-karya sandiwara dari ketiga dramawan tersebut.
           Daya dorong yang diberikan Pericles kepada kehidupan intelektual Athena hidup terus, kendati fakta bahwa perdamaian Negeri Yunani kini dirusak oleh Perang Peloponnesia dan perjuangan panjang yang sia-sia untuk mendapatkan pengaruh yang menguasai sedang dimulai.

            Lama sebelum masa Pericles kebebasan yang khas lembaga-lembaga Yunani telah member kedudukan penting bagi keahlian berdiskusi. Keputusan tidaklah lagi terletak di tangan raja ataupun iman tetapi di tangn rakyat atau orang terkemuka. Oleh karena itu, kepandaian berbicara dan argument yang kuat merupakan prestasi yang sangat didambakan pada saat itu dan muncullah suatu kelas guru, kaum Sofis yang berusaha memperkuat orang muda di dalam seni ini. Ketika Pericles wafat, munculseseorang yang bernama Socrates sedang menonjol sebagai orang yang piawai dan kritikus yang bersifat menghancurkan argument yang buruk__dan banyak ajaran kaum Sofis adalah argument yang buruk. Socrates aadalah seorang filsuf yang berusaha mendidik rakyat agar dapat berfikir bebas dan mendalam. Akan tetapi  nasib buruk menimpa Socrates, ia dihukum mati dengan cara yang bermatabat bagi orang Athena pada masa itu. Socrates di hukum mati  karena dianggap kaum Sofis mengganggu pikiran rakyat (399 SM). Meskipun begitu, orang muda didikannya melanjutkan serta melaksanakan ajaran Socrates.
Diantara orang-orang muda didikan Socrates adalah Plato (427 hingga 347 SM) yang segera mengajarkan filsafat. Ia adalah orang pertama yang menulis Utopia, yakni rencana mengenai suatu komunitas yang sudah ada. Kritik atas metode-metode berpikir dan metode pemerintahan dilaksanakan selama kematian Plato, oleh muridnya Aristoteles. Dia adalah bapak sejarah alamiah dan juga pendiri ilmu politik. Karya Aritoteles mengenai metode berfikir membawa ilmu logika ke suatu tingkat yang tetap bertahan selama 1.500 tahun. Oleh sebab itu, Aritoteles memulai himpunan sistematik pengetahuan yang sekarang ini kita sebut ilmu.

"Berpikir adalah jiwa yang berbicara pada dirinya sendiri.-Plato"

Sumber: Buku Sejarah Dunia Singkat-H. G. Wells

2 comments: