Oleh: Astrid Dwi Rama
Tidak mudah memperbaiki kemunduran perekonomian yang diperbuat
oleh pemimpin-pemimpin Uni Soviet sebelumnya. Mikhail Gorbachev menyadari bahwa
penerapan Marxisme dan sistem pemerintahan Komunis yang selama ini diterapkan
tidak mampu membawa perubahan pada Uni Soviet dari kemunduran ekonomi untuk
menandingi lawan-lawannya dari negara-negara barat terutama Amerika Serikat.
Pada Maret 1985, Mikhail Gorbachev mulai memimpin Uni
Soviet. Perubahan secara besar-besaran mulai tampak pada masa ini. Gorbachev
berbeda dengan penguasa-penguasa Uni Soviet sebelumnya, ia membuat kebijakan Perestroika (restrukturisasi ekonomi),
yaitu menata kembali berbagai kebijakan di semua bidang kehidupan dan Glasnost (keterbukaan politik) yang bermakna
membuka diri dari pergaulan internasional dan memperluas partisipasi masyarakat
dalam negara dengan memberikan kebebasan berbicara yang lebih besar
sehingga pers/media massa menjadi lebih merdeka. Selain itu, tujuan utama
Gorbachev dalam mengadakan Glasnost adalah untuk menekan kaum konservatif yang
menentang kebijakan-kebijakan restrukturisasi ekonominya. Sejak diterapkannya
dua kebijakan tersebut, Uni Soviet mulai mengalami perubahan, ketegangan antara
blok timur yang dipimpin Uni Soviet dan blok barat yang dipimpin oleh
Amerika Serikat mulai mereda.
Pada tahun 1987, ia berkunjung ke AS untuk mendekatkan
keduanya kedalam sebuah forum dialog. Bahkan pada tahun 1988, Persetujuan
Genewa dicapai dan pada 15 Februari 1989 seluruh tentara Uni Soviet telah
mundur dari Afghanistan. Komitmen Gorbachev semakin terlihat saat Uni Soviet
tidak menghanyutkan diri dan mengambil sikap lebih netral dalam Perang Teluk
tahun 1990-1991. Bahkan bantuan untuk Kuba yang telah diberikan selama 30 tahun
pun dihentikan pada tahun 1991 oleh Gorbachev.
Dikembalikannya hak milik tanah yang sebelumnya
dikuasai oleh pemerintah serta terciptanya sistem ekonomi pasar merupakan efek
dari kebijakan Perestroika. Sistem
ekonomi pasar memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat Uni Soviet.
Dikembalikannya perusahaan milik pribadi yang awalnya dikuasai oleh pemerintah,
tidak mampu memberikan perubahan yang positif kepada masyarakat. Dampak dari
kebijakan tersebut adalah penurunan tingkat kehidupan masyarakat. Hal ini
memicu terjadinya pemogokan, aksi demonstrasi dan juga meningkatnya tindak
kriminalitas di Uni Soviet.
Kebijakan pemerintah berikutnya adalah Glasnost.
Selain di bidang ekonomi, restrukturisasi juga terjadi di bidang media.
Kebijakan tersebut membawa perubahan terhadap hak partisipasi masyarakat dalam
menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Media yang antara tahun 1930 hingga
tahun 1980 dikuasai oleh pemerintah, keberadaanya dikembalikan kepada
pemiliknya. Hal ini secara otomatis membuat pemerintah tidak memiliki hak untuk
mengatur penerbitan suatu berita. Melalui media, masyarakat dibuka pandangannya
mengenai sistem pemerintahan komunis pada masa dahulu, kebaikan dan keburukan
sistem sosialis dan liberalisme, serta masyarakat diberikan informasi seputar
masalah yang sedang dihadapi oleh pemerintah. Media mulai menyingkapkan
masalah-masalah sosial dan ekonomi yang selama ini ditutup-tutupi oleh
pemerintah Uni Soviet. Laporan-laporan media juga menyingkapkan
kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Stalin, seperti misalnya Pembersihan
Besar yang telah terabaikan. Hal ini membuat keyakinan publik terhadap sistem
komunis Uni Soviet menurun drastis.
Shock
Theraphy yaitu Kebebasan dan keterbukaan yang dicanangkan oleh
Gorbachev akhirnya menimbulkan reaksi keras dari tokoh-tokoh komunis dalam
negeri. Puncaknya terjadi pada Kudeta 19
Agustus 1991 yang didalangi oleh Marsekal Dimitri Yazow (Menteri Pertahanan),
Jenderal Vladamir Kruchkov (Kepala KGB), dan Boris Pugo (Menteri Dalam Negeri).
Namun ternyata kudeta itu gagal karena mendapat perlawanan dan penolakan dari
rakyat Uni Soviet dibawah pimpinan Boris Yeltsin dan Unit Militer Uni Soviet.
Sebagai akibat dari kudeta itu; Latvia, Lithuania, Estonia, Georgia, Maldova
memisahkan diri dari Uni Soviet. Latvia, Listhuania dan Estonia sendiri
berhasil memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tanggal 6 September
1991.
.
Akhirnya, Gorbachev mengakui bahwa sistem komunis telah gagal di Uni Soviet. Pada akhir 1991, negara Uni Soviet yang telah berumur 74 tahun itupun runtuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara yang sekarang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet (Commonwealth of Independent State). Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS. Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.
.
Akhirnya, Gorbachev mengakui bahwa sistem komunis telah gagal di Uni Soviet. Pada akhir 1991, negara Uni Soviet yang telah berumur 74 tahun itupun runtuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara yang sekarang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet (Commonwealth of Independent State). Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS. Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.
-------------------------------
Referensi:
Fahrurodji,
Ahmad. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi, Pengantar Sejarah dan Latar Belakang
Budayanya Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Gorbachev,
Mikhail. 1998. "New Political Thinking", dalam Perestroika: New
Thinking For Our Country And The World.
Nugraha, Deni. 1991. Munculnya Gorbachev. Jakarta: Gramedia.
Octa. 2011. Runtuhnya
Uni Soviet. http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-sejarah/runtuhnya-uni-soviet/
(diakses pada Juni 2016).
No comments:
Post a Comment