Operasi Blietzkrieg Dan Mimpi Buruk Hittler
Disusun Oleh:
Sukma Maulana
1410185034
·
Operasi Blietzkrieg
Saat itu perang terbesar dalam sejarah manusia itu
pecah setelah militer Jerman menyerbu Polandia. Selain menandai sebuah konflik
bersenjata baru di dunia, serangan Jerman ke Polandia juga memperlihatkan
kepada dunia sebuah taktik militer baru yang belum pernah dipraktikkan di masa
itu.
Pada Perang Dunia I (1914-1918), merupakan teater
sebuah perang statis berupa perang parit. Para prajurit bertahan di parit-parit
pertahanan dan berusaha merebut parit lawannya.
Untuk merebut parit lawan para prajurit harus
melintasi "tanah tak bertuan" dan saat itulah mereka menjadi sasaran
empuk senapan mesin lawan. Korban yang jatuh bisa mencapai ribuan orang dalam
sekali gelombang serangan.
Nah, 1 September 1939, Jerman memamerkan taktik perang
yang sama sekali baru yang disebut Blitzkrieg atau Perang Kilat.
Dalam blitzkrieg, tidak dikenal adanya pertahanan
statis berupa parit atau benteng. Pertahanan terbaik dalam strategi ini adalah
gabungan pasukan yang terus bergerak saat melakukan serangan.
Tentu saja serangan seperti ini membutuhkan mesin-mesin
perang yang terus bergerak, pesawat tempur yang menguasai udara serta pasukan
infantri besar yang terus bermanuver. Serangan semacam ini akan membuat musuh
terkejut, kesulitan berkordinasi sehingga mudah dipojokkan. Inilah yang membuat
pasukan Jerman saat itu dengan mudah menggilas Polandia.
Sukses menggilas Polandia, dengan taktik yang sama
Jerman menghancurkan Belgia, Belanda dan Perancis pada 1940. Blitzkrieg juga
digunakan jenderal legendaris Erwin Rommel saat berperang di Afrika.
Heinz Guderian
Jerman mulai mengembangkan taktik perang kilat ini
antara 1918-1939 demi menghindari kebuntuan seperti yang terjadi pada Perang
Dunia II.
Strategi blitzkrieg ini sangat tergantung keberadaan
unit-unit tank ringan yang didukung pesawat tempur dan infantri. Dasar
taktiknya adalah doktrin "Schlieffen Plan" yang diuraikan Panglima
Militer Kekaisaran Jerman Alfred von Schliefen, yang intinya adalah taktik
perang yang bertujuan mencapai kemenangan dengan cepat.
Doktrin ini kemudian dikembangkan oleh seorang perwira
angkatan darat Jerman, Heinz Guderian yang yakin teknologi modern seperti
pesawat pengebom dan tank akan meningkatkan kemampuan manuver militer Jerman. Seperti
sudah disinggung di atas, taktik blitzkrieg Jerman ini memang sangat
mengejutkan. Setelah menghancurkan Polandia. Jerman mengalihkan pasukannya ke
Eropa barat.
Pada 10 Mei 1940, Jerman mengalihkan pasukannya ke
Perancis, Belgia dan Belanda. Perancis saat itu tak hanya didukung militer yang
cukup kuat namun juga memiliki jaringan benteng Maginot Line sepanjang
perbatasannya dengan Jerman.
Namun, sekali lagi Jerman dengan taktik blitzkriegnya
bisa menerobos Maginot Line, yang sebelumnya diklaim tak bisa ditembus, dan
langsung merangsek ke wilayah Perancis. Dan hanya dalam waktu satu bulan
tepatnya 14 Juni 1940 pasukan Jerman sudah menduduki Paris yang disusul
perjanjian gencatan senjata antara Perancis dan Jerman pada 22 Juni 1940. Nasib
Belgia dan Belanda tak jauh berbeda dengan Perancis. Kedua negara ini tak kuasa
menahan laju blitzkrieg Jerman. Perancis, Belanda dan Belgia menjadi jajahan
Jerman hingga dibebaskan sekutu pada 1944.
·
Akhir dari blitzkrieg
Sayangnya, sesempurna apapun sebuah strategi pasti
terdapat kelemahan. Dan kelemahan blitzkrieg tak diketahui hingga Jerman
mencanangkan perang melawan Uni Soviet. Pada 1941, Jerman menggelar Operasi
Barbarossa untuk menginvasi Uni Soviet. Pada awalnya strategi blitzkrieg sukses
dan nyaris menghancurkan angkatan bersenjata Beruang Merah.
Pesawat-pesawat bom tukik Stuka menghancurkan
pangkalan-pangkaan udara Uni Soviet. Sementara pasukan tank Jerman yang dahsyat
dengan mudah mengepung dan menghancurkan divisi-divisi tank Uni Soviet. Dalam
hari ke-17 Operasi Barbarossa, Jerman menawan 300.000 prajurit Rusia, sementara
2.500 tank, 1.400 senjata artileri dan 250 pesawat terbang hancur atau
dirampas. Di mata banyak orang Rusia sudah di ambang kekalahan dan Moskwa
nampaknya ditakdirkan jatuh ke tangan Jerman. Sayangnya, di tengah gerak maju
itu pemimpin Nazi Adolf Hitler memiliki pemikiran lain. Dia memerintahkan
Divisi Panser Tengah yang dipimpin Heinz Guderian bergerak untuk merebut Kiev.
Guderian yang sebenarnya marah atas perintah Hitler
ini, tak kuasa menolak dan sebagai seorang prajurit profesional dia menjalankan
perintah atasannya. Namun, terbukti perintah Hitler itu menjadi sebuah blunder.
Pertempuran ternyata tak berakhir cepat dan masih berlangsung hingga musim
dingin Rusia yang kejam datang.
Mesin-mesin perang Jerman terjebak dalam lumpur musim
dingin Rusia, sementara akibat terlalu yakin bisa memenangkan perang dengan
cepat, pasukan Jerman tak dibekali pakaian musim dingin yang layak.
Akibatnya, ratusan ribu tentara Jerman tewas bukan
akibat peluru Uni Soviet namun karena hantaman musim dingin. Dan, strategi
perang kilat Jerman yang begitu menggetarkan di awal perang, takluk oleh alam
Rusia dan kesalahan perhitungan Adolf Hitler
·
Mimpi Buruk Hittler
Seperti membangunkan singa besar yang tertidur,lebih
tepatnya untuk ke yang kedua kalinya.Hitler sepertinya tak belajar dari
kesalahan Napoleon Bonaparte ketika hendak menguasai Rusia pada 1812,musim
dingin yang kejam,kekurangan pasokan makanan,dan penyakit menular,kemudian
menjadi akhir dari ambisi Napoleon untuk menguasa Rusia dan sekaligus
mengakhiri kejayaan Napoleon sebagai pempimpin Perancis.
Kebijakan Nazi bertujuan untuk menghancurkan Uni
Soviet sebagai entitas politik sesuai dengan geopolitik untuk kepentingan masa
depan generasi"Arya".
·
Pertempuran Stalindgrad yang Memutarbalikan Keadan
Jerman yang Diatas Angin.
Pada 18 Desember 1940-41,Jerman melancarkan operasi
militer yang diberi sandi “Barbossa”. Barbarossa adalah nama seorang Kaisar
Jerman pada Abad Pertengahan.Operasi ini bertujuan untuk melancarkan serangan
terhadap Uni Soviet yang menurut Hitler merupakan negara yang lemah dan ringkih
sehingga dengan mudah dapat mereka taklukan.Harapan yang Hitler inginkan dari
operasi ini adalah Jerman kemudian dapat menguasai sumber daya alam seperti minyak
yang Soviet miliki serta menciptakan ruang hidup atau lebensraum di tanah
Soviet yang begitu luas.
Padahal sebelumnya,pada tahun 1939,Hitler telah
menyetujui sebuah pakta dengan Soviet dimana kedua negara tersebut tidak akan
saling berperang.Namun hal ini sifatnya hanyalah sementara sebab pakta itu
disetujui Hitler agar ia dapat menyerang Polandia tanpa gangguan dari Soviet.
Pada awalnya serangan dilaksanakan dengan baik oleh
Jerman,menggunakan taktik blitzkrieg,tentara Jerman dengan bantuan sekutunya
berhasil menyapu bersih tentara Soviet yang tidak siap dan kalah
persenjataan.Dalam hitungan bulan ratusan ribu pasukan Soviet terbunuh,puluhan
ribu kendaraan perang hancur,dan kerusakan begitu banyak bagi berbagai kota di
daerah milik Soviet.\
Operasi yang sudah direncakan setahun sebelumnya
termasuk oleh Hitler sendiri,pada awalnya seperti memberi titik terang bagi
harapan Hitler untuk menciptakan lebensraum di tanah timur Eropa.Namun
sejatinya salah satu operasi paling ambisius dalam sejarah ini kelak menjadi
kesalahan terbesar Hitler dalam Perang Dunia II.
Melibatkan sekitar 3 juta tentara dan 3500 tank dari
pihak Jerman dan sekutunya,operasi ini kemudian berubah menjadi mimpi
buruk.Musim dingin di Soviet yang begitu menyiksa dan jumlah tentara Soviet
yang seakan tak pernah habis,tak peduli berapapun kehilangan yang
dialami,tentara Soviet seakan terus berdatangan.Jutaan rakyat dikobarkan
semangatnya oleh pidato yang dikumandangkan Stalin melalui radio kepada
rakyatnya.Hasilnya rakyat dari berbagai kalangan bergabung dengan “Tentara
Merah” untuk mempertahankan Soviet.
Pada tahun Agustus 1942,pergerakan tentara Jerman
terhenti di kota Stalingrad (sekarang
Volgograd).Di kota inilah tentara Soviet mati-matian mempertahankanya,karena
apabila Stalingrad berhasil jatuh ke tangan Jerman,jalan mereka untuk menguasai
ladang minyak di kota Baku semakin terbuka pergerakan tentara Jerman makin ke
timur makin mudah.
Perang terjadi selama berbulan-bulan,darah
dimana-mana,jumlah mayat yang membludak,reruntuhan akibat perang yang tak
terhitung menjadi gambaran bagi kota Stalingrad pada saat itu.Logistik yang semakin
hari menipis ditambah dengan penyakit menular kemudian membuat tentara Jerman semakin menderita. Ditambah
pada November 1942 ketika musim dingin tiba di Stalingrad,cuaca ekstrem
Soviet semakin membuat pihak Jerman
semakin sengsara.Jendral von Paulus yang memimpin tentara Jerman di Stalingrad
kemudian meminta kepada Hitler untuk mundur dari peperangan,namun Hitler
bersikeras bahwa pertempuran harus tetap dilanjukan,hasilnya Hitler mengirim
bala bantuan berupa tentara tambahan dari sekutunya untuk ikut andil dalam
peperangan ini.
Namun pasukan tambahan yang Hitler kirimkan,seakan tak
berguna menghadapi jumlah pasukan Soviet yang kian hari semakin banyak,seakan
tak pernah habis.Hasilnya pada Januari 1943 Soviet dipimpin Georgy Zhukov
berhasil melancarkan serangan umum dan
menghabisi tentara Jerman yang sudah kelelahan akibat perang ditambah dengan
kelaparan dan penyakit yang menambah derita mereka.
Kemenangan Soviet di Stalingrad kemudian menjadi salah
satu titik balik yang mengubah jalanya Perang Dunia II.Sebab setelah kemenangan
ini,tentara Soviet bermodalkan jumlah pasukan yang begitu banyak dan semangat
membalas perbuatan Jerman di tanah mereka,kemudian melancarkan penyerangan
terus menerus dari Soviet hingga akhirnya mereka berhasil mencapai Berlin pada
1945 dan kemudian mengakhiri perang dunia II di Eropa. Ketidaksabaran Hitler
berbuah celaka. Ia telah membuat celaka tiga ratus ribu prajuritnya di sana dan
membuat Jerman kehilangan di Front Timur. Kehancuran tiga ratus ribu tentara
Jerman di Stalingrad membuat kekuatan negara itu lumpuh dan tak dapat lagi
diperbaiki.
Refrensi:
P.K Ojong Editor R.B Sugiarto, Perang Eropa,
http://internasional.kompas.com/
No comments:
Post a Comment